hari makan makan

atmosfer sebelum ramadhan, ramadhannya sendiri dan lebaran lebih terasa di kampung halaman saya daripada disini, diperantauan. mungkin karena satu kampung believe in the same belief makanya jadi lebih pol atmosfer itu dirasakan.

dikampung saya, sebuah kota kecil di sumatera barat, satu hari sebelum bulan ramadhan dimulai dikenal dengan sebutan hari makan makan. pada hari itu semua orang akan berusaha satisfying their taste buds dengan memakan apapun yg mereka inginkan ato idamkan saat itu. bisa dengan membelinya dipasar tradisional, membuatnya sendiri dirumah ato pergi kerumah saudara2 (karena pastinya dirumah saudara2 ini akan dijumpai banyak makanan).

jaman saya masih ngumpul sekeluarga lengkap dulu, belum mencar2 kayak sekarang, biasanya di hari makan2 ini ibu akan memasak beberapa makanan yg kami inginkan ato kita sekeluarga pergi makan2 diluar.

filosofi dibalik kegiatan ini (kata orang tua2 dikampung saya) adalah diharapkan nantinya pada saat bulan ramadhan berlangsung, semua orang akan bisa berpuasa dengan khusyuk tanpa distraction dari makanan yg pernah kepikiran waktu sebelum bulan puasa berlangsung 😀

hari makan makan juga ditandai dengan saling menghantarkan makanan kerumah2: menantu mengantarkan rantang penuh berisi makanan kerumah mertua, para keponakan yg sudah menikah melakukan hal yang sama kerumah mamaknya (paman, orang yg memegang peranan penting dalam lingkup kehidupan bermasyarakat di ranah minang) ato para tetangga saling bertukar sepiring makanan. pokoknya hari makan makan adalah hari yang sangat menyenangkan bagi saya waktu masih tinggal dikampung dulu, secara saya orangnya emang gembul dan hobi makan dan pada hari itu makan berlimpah ruah. bayangin aja berapa banyaknya makanan yg ada dirumah saya saat itu karena ayah punya banyak ponakan yg udah menikah 😆

sampai sekarangpun kegiatan ini tetap berlangsung walopun mungkin tidak sama lagi seperti waktu saya masih kecil dulu, tapi eksistensinya masih ada.

karena sekarang kami semua (anak2 ayah dan ibu) tinggalnya mencar2, di hari makan makan kami tidak akan mungkin mengirimkan rantang makanan kerumah mertua masing2, maka ibulah yang mengambil alih peran itu dengan mengatasnamakan kami. ibulah yg mengirimkan rantang makanan kerumah mertua2 kami. itupun dikirimnya pake kurir, ojek, karena ibu juga udah sepuh. ponakan2 ayah tetap datang kerumah ayah mengantarkan makanan untuk mamak mereka.

saya senang kegiatan ini tetap berlangsung. cuma yang saya khawatirkan, banyak generasi muda kampung saya (contohnya aja saya dan my siblings) yg merantau ke daerah lain , ke pulau lain bahkan ke benua lain, yang tinggal dikampung hanya para generasi tua dan segelintir generasi muda. akankah tradisi ini akan tetap berlanjut disaat generasi tua ini nantinya udah tidak ada lagi sementara generasi mudanya kebanyakan berada ditempat lain? bagaimana melestarikan budaya ini?

6 thoughts on “hari makan makan

Leave a comment